Beno oh Beno

Beno adalah sesosok pria dewasa yang sangat menyayangi istrinya, dingin, protektif, dan terkadang pemikiran-pemikiran dia sangat membuat tertegun. ya intinya gw kagum dengan sosok beno yang fiktif ini. setelah dulu si beno ini hanya hadir di novel divortiare, akhirnya sekarang muncul lagi dari twit-twit yang dituliskan oleh alexa, istri beno (dalam novel itu).

entah kenapa, setiap membaca twit alexa tentang kehidupan pernikahannya dengan beno, itu membuat gw iri, kepengen, dan takjub. padahal mungkin itu hanyalah kejadian biasa saja, tapi entah kenapa semua yg mereka berdua perbuat terlihat sempurna walaupun sebenarnya tidak sama sekali. kekurangan mereka berdua, kelebihan mereka berdua, semua konflik yang ada, penyelesaian yg mereka buat, percakapan antara mereka berdua, semuanya terasa sempurna.

ada salah satu pernyataan beno yang membuat gw sangat terkesima, secara -ceritanya- si beno dan alexa ini sudah lama tidak punya anak, si alexa merasa dirinya gagal untuk memberikan keturunan untuk beno, setiap malam dia menangis memikirkan hal itu. di lain sisi, beno juga merasa dirinya lah yang gagal membuat alexa hamil, merasa gak enak akan pertanyaan-pertanyaan yg akan dilontarkan keluarganya terhadap alexa, dan dia pun berkata demikian.

Beno pernah bilang bahwa hal2 yg harus kita hadapi dlm hidup ini ada 2: the things within our control, and the things we can’t control.

‘Utk hal2 yg bisa kita kendalikan, kita hrs ambil kendali lex, harus usaha.’

‘Tapi nggak ush menghabiskan waktu, pikiran, dan hati utk berusaha mengendalikan hal2 yg memang ga bisa kita kendalikan’

Then he said this. ‘What we can control is our effort, lex. What we can’t is the result, because it’s part from our efforts, part destiny.’

yang terakhir,

you're not really a couple until you can enjoy each other's company in silence.

yah terkadang diam antara dua orang yang saling menyayangi bukan berarti itu adalah momen yang aneh. diam dan merasakan keberadaan mereka saja itu sudah lebih dari cukup.